Note: ini kesekian kalinya gue nulis sotoy soal rumah tangga.
Engga papa lah, pan ini blog gue
Sudut pandang gue.
Ga suka? Silakan klik “close” di toolbar anda (bener ga namanya toolbar?).
Alkisah hidup gue yang malang melintang di dunia percintaan *hoeekks, gue banyak belajar dari pria-pria yang pernah singgah di hati gue. Termasuk cerita si anu dan inu temen-temennya. Jadi kan mantan-mantan gue *sok kebanyakan mantan 😜 yang terakhir-terakhir hidupnya engga jauh lah dari namanya pelayaran.
Lha bijimane kagak?! Sarwo kerjanya shipping ngurusin kapal-kapal, kuliahnya pelayaran,temen-temennya pelaut, terus Erwin juga pelaut. Jadi eheeem, cukup tau dikit soal cerita mereka tentang keuangan pelaut.
Kalo engga salah inget, pelaut itu kerjanya sistem kontrak. Misal kerjanya dikontrak 6 bulan, nah selama 6 bulan itulah si pelaut di gaji. Selesai kontrak, tak ada gaji kakak 😶
Nah disinilah problematikanya, mereka pernah bilang kalo pelaut kelamaan di darat bisa kering. Ya alasannya karena engga di gaji. Dan kerap kali pula gue dibilangin kalo pelaut engga boleh salah pilih istri,bisa-bisa bangkrut.
Sarwo cerita tentang beberapa teman-temannya yang pernah kehabisan uang selama tidak berlayar, Erwin pun pernah bilang ke gue kalo dia pernah ditipu berkali-kali oleh cewe soal keuangan. Feewhh, pria 😪
Gue awalnya aneh sih ya, gimana bisa mereka yang katanya digaji besar (ga tau pastinya berapa sih) tapi bisa kehabisan uang kalo engga berlayar. Sedangkan kalo dibandingkan kita-kita yang kerjanya di darat yang mungkin penghasilannya sepersekian dari salary mereka masih bisa survive.
Ternyata letak kesalahannya adalah tidak terkontrolnya uang keluar setelah mengumpulkan pemasukan. Misal nih abang pulang bawa duit segudang,ngerasa banyak duit dan ngerasa banyak yang tiba-tiba pengen dibeli jadi beli ini itu. Konsep begini yang bikin boros.
Lupa bahwa masih ada hari yang panjang untuk hidup *cieeehh..
Gue pernah baca kalimat kayak gini “laki-laki itu tipe kalo ada duit, yaudah pake aja,buat besok mikirnya besok aja. Kalo cewe kadang mau pake uang mikirnya panjang”. Nah sayangnya engga semua cewe mikir panjang,sebagian lagi mikirnya sama kyak si cwo. Gimana kalo mereka bertemu dan bersatu?! Ya udah,habislah itu uang sebelum waktunya.
Maka disini gue gatel banget pengen cuap-cuap mengenai pendapat gue soal pengaturan keuangan kayak gini (yang bergaji tidak sepanjang tahun) *tengok kanan-kiri ga ada pelaut kan?! Amaaaan.
Seperti yang tadi gue tulis,pelaut berpenghasilan jika melaut,selebihnya tidak (kecuali punya usaha sampingan)
Nah diperlukan manajemen keuangan soal begini,agar tidak bocor.
Misal pelaut kontrak kerja 6 bulan dengan salary perbulan 20juta.
Maka 6 bulan x 20 juta = 120jt. Itu uang yang didapat. Nah misalkan 6 bulan kemudian masa cutinya,otomatis ga ada pemasukan dong.
Maka sebaiknya pengaturan keuangan dengan cara seperti ini :
6×20 jt = 120jt
Nah 120juta dibagi 12 bulan. Rata-ratanya adalah 10juta/bulan.
Cukup ga?harusnya sih cukup kan? Tapi teori sama praktek rata2 berbanding terbalik.
Yang gue perhatiin kebanyakan mereka lupa mengatur sisa 6 bulan ke depan pada masa cuti. Lupa banget sih engga, tapi lupa memperhitungkan dengan benar.
Kalo gue,ketika gue terima uang maka yang gue perhitungkan bukan tabungan.
Gue lebih utamain pengeluaran tetap gue. Baru kemudian gue bagi lagi gaji gue dengan kebutuhan hidup sebulan ke depan,setelah itu baru berpikir tabungan.
Beberapa diantara kalian mungkin ada yang engga setuju,mungkin ada yang lebih utamain tabungan dulu baru yang lainnya.
Tapi alasan gue kenapa dahulukan pengeluaran tetap,karena sebagai perhitungan uang yang tersisa di gue.
Karena menurut gue,jika gue udah tau sisa uang yang gue pegang,maka gue bisa memperhitungkan skala prioritas milik gue. Hal ini seharusnya bisa diterapkan dalam kehidupan pelaut atau bininya pelaut.
Jadi dari prorata pembagian keuangan dalam setahun tadi,yang 10jt/bulan bisa mulai dihitung,berapa pengeluaran pasti mereka.
Misalnya pengeluaran pasti untuk cicilan rumah dan mobil totalan 5jt/bulan,maka sisa uang yang ada 5jt yang dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari dan tabungan.
Keliatannya kok jadi dikit?sebenarnya engga dikit lah,pintar membagi uang yang tersisa aja.
Karena kadang manusia lupa dengan kebutuhan jangka panjangnya. Dan biasanya pun teori semakin besar pendapatan,semakin besar pengeluaran sebenarnya bisa kita “press” dengan mengeliminasi kebutuhan mana yg primer,sekunder dan tersier. Masih pada inget istilah ekonomi ini kan?!
Enihoo,sebenarnya perhitungan ini engga cuma berlaku dengan pelaut aja, yang darat kayak kita juga berlaku. Kebetulan aja gue ambil contoh dari pelaut.
Note : maafin kesotoy-an gue ya, kan namanya juga pendapat dari gue. Iya kan?! Iya kan?!