Diposkan pada life

Cerita Lebaran 

Selamat Hari Raya Idul Fitri ya guyssss!!

Buat manteman blogger, baik yang merayakan maupun yang ikut meramaikan. Semuanyaa selamat menikmati liburan.

Lebaran gue tahun ini ceria beneer dah, sepanjang salam-salaman sama buibuk ato pakbapaak selalu disapa calon manten, ihiiyy dah. Akhirnya gue mampu menjawab kata KAPAN NIKAH.

Alhamduuuuuuulillaaaaaah.

Lebaran kali ini pun, gue punya cerita yang mungkin agak berbeda dari cerita keseharian gue diblog. Cerita kali ini berasal dari sepupu gue.

Seperti biasa, setiap tahunnya saat lebaran gue dan keluarga mengunjungi sanak kerabat. Pagi itu kami awali ke rumah pakde. Beliau tinggal bersama anak-anaknya (sepupu gue) dan kebanyakan sudah menikah. Saat tiba di rumahnya, kegiatan standar lebaran yak salaman,cipika-cipiki sambil mengucapkan mohon maaf lahir dan batin.

Disana gue pun bertemu dengan cucu-cucunya pakde yang masih kecil. Ada juga yang baby. Biasa lah ya, kalo liat bayikk bawaaanya pengen nyapa sambil towel-towel pipinya. Kebetulan bayinya sepupu gue sedang tidur menyamping.

Jujur karena ketemu setahun sekali, gue rada lupa sama wajahnya anak sepupu gue hahaha. Makanya pas ketemu yang bayi pun, gue cuma liat sepintas dan larut dalam suasana lebaran.

Tidak lama setelah gue kelar ramah tamah dan kenyang memamah biak, gue kembali ke ruang tivi. Kebetulan si bayi sudah bangun, langsung deh ya gue samperin dan nyapa.

Haloo dedeeek,

Dan mata gue seketika kaget. Nalar dipikiran gue berkata bahwa anak sepupu gue seperti punya keistimewaan. Tapi gue ragu dan ngga berani bertanya. Gue masih dengan antusias memegang tangan mungilnya dan bertanya siapa namanya, sambil towel-towel lucu pipi putihnya.

Percakapan kecil gue ke kaka sepupu pun dimulai seperti tanya berapa usianya (walau gue tau umur setahunan karena lebaran tahun lalu baru banget lahir), tanya dedeknya masih pake sufor ato asi (standar nanyanya). Dan berulang kali ketika gue ajak main dan baby merespon dengan baik, gue selalu bilang “Ihhh pinteernyaa”.

Namanya Citra. Bagus ya namanya. Gue ajak main baby dengan memutarkan lagu khusus bayi lewat youtube. Ibunya memegangi Citra dan ikut senang melihat kami bermain bersama. Setiap kali gue bilang Citra pinter, ibunya mengaminkan. Dan pelan-pelan cerita tentang Citra pun dimulai. Kaka sepupu gue (ibunya citra) bilang bahwa Citra sakit-sakitan terus, selalu panas dan punya masalah di tiroid. Makanya Citra selalu minum obat setiap hari.

Baru mendengarnya saja, gue udah ikut sedih. 

Tidak lama ibunya memeluk citra dan mencium kepalanya sambil berkata  “Ini anak yang spesial pake telor, hehehe”.

Gue pun ikut tersenyum, dan tetap membiarkan Citra mengenggam jari telunjuk gue. Masih gue tahan untuk tidak bertanya tentang kondisi Citra. Kemudian ibunya bercerita bahwa Citra selalu ke dokter setiap bulan, sudah banyak biaya dihabiskan dan yang lebih perih adalah ketika Citra harus ketemu dokter khusus dan tidak bisa dibayarkan BPJS dengan alasan dokter ahli. Makin sedih mendengarnya. Kondisi kedua orang tua Citra bukanlah orang kaya. Hanya buruh pabrik biasa yang katanya pun sebentar lagi mau tutup dan pindah lokasi.

Citra adalah bayi Down Syndrom. Semua orang tau bagaimana bentuk muka anak DS tapi ngga semua orang paham tentang DS. Yang parah adalah ketika beberapa mengatakan DS itu sama dengan anak idiot. Perih, sakit hati seorang ibu ketika mendengar cemoohan itu.

Ibu Citra sendiri yang mengatakan bahwa bayinya DS, sama seperti yang hati saya katakan. Gue emang ngga paham banyak tentang anak DS. Tapi yang gue tahu, mereka bukanlah idiot. Gue lihat Citra pun seperti mengerti apa yang gue tunjukkan ke dia. Yang gue tahu DS itu semacam kelebihan kromosom. Sehingga ketika lahir, mereka mempunyai kondisi fisik wajah yang sama namun mempunyai berbagai komplikasi organ dalam tubuhnya.

Sepupu gue bilang bahwa selama kehamilan Citra dirinya berusaha makan yang sehat, apalagi pasca keguguran anak pertamanya. Citra adalah anak yang dinantikan. Sepupu gue selalu rutin minum susu hamil, rutin makan buah yang bagus, pokoknya melakukan yang terbaik saat kehamilan. Bahkan kontrol secara rutin. 

Dokter kandungan tidak memberitahu kah?? Sepupu gue bilang, mungkin beliau tau tapi tidak ingin memberitahu sepupu gue karena memikirkan kondisi psikologi calon ibunya. Hanya saja ketika Citra lahir, berulang kali dokter kandungannya visit dan menanyakan kondisi bayinya.

Penyebab Down Sindrom, belum bisa diketahui pastinya. Dokternya bilang itu merupakan takdir yang diberikan Tuhan ke para ibu pilihan. Anak istimewa. Hanya itu penjelasan singkat dari dokter. Tidak ada yang mampu bisa menjawab penyebab seseorang melahirkan anak DS.

Obrolan lebaran tahun ini terasa berat bagi gue, apalagi pas sepupu curhat perjalanan merawat Citra selama satu tahun kehidupannya. Bolak-balik ke dokter, demi biaya dokter yang tidak murah, ibunya pun rela tidak makan enak selama bekerja di pabrik. “Kalo pas kerja saya rela ngga makan enak, buat kumpulin duit ke dokter. Dapet 800rb cuma buat bayar di kasir rumah sakit hehehehe”. Sepupu gue masih bisa tertawa dalam bercerita, walau gue tau itu merupakan bentuk air mata yang sudah habis.

“Sempat ngga mau terima tau, Syera. Sempat mau bunuh diri. Tapi kata dokter diginiin ‘Bu, kalo ibu mati nanti siapa yang ngerawat anak ibu?? Ibu aja ga mau ngerawat gimana orang lain bu??’ Gitu kata dokternya”. Kemudian dia melanjutkan “Bapaknya mah ngga sayang sama dia. Anaknya jatuh di depannya juga boro-boro ditolongin”. Hati gue makin perih dengar ocehan ibunya Citra. Memang, tidak ada orang tua dimanapun yang menginginkan anaknya terlahir tidak sempurna, apalagi kondisi DS. Ketika takdir memilih para orang tua pilihan, belum tentu juga mereka dapat menerima kondisi anaknya.

Kunjungan keluarga di hari raya lebaran terasa sangat panjang kali ini, padahal hanya berlangsung dua-tiga jam. Tapi karena curahan hati seorang ibu tentang anaknya yang tidak terlahir sempurna, gue mengerti perihnya hati dia. Anak yang dinantikan terlahir dalam kondisi DS, suami yang tidak mampu diajak kerja sama dalam merawat anak, kondisi keuangan yang bukan termasuk kategori berlebih. Ya Tuhaaan, semoga hadirnya Citra membawa hikmah dan rejeki bagi keluarga sepupu gue. Gue mungkin belum menjadi seorang ibu. Tapi pelajaran yang dipetik gue di hari raya Lebaran adalah sayangi anak dalam kondisi apapun. Kadang beberapa teman gue yang sudah menjadi ibu selalu mengeluh dengan rumah yang berantakan karena mainan anaknya, pusing dengan teriakan dan jeritan kaka beradik yang berebut mainan, bahkan ada yang tega memukul anaknya hanya karena kesalahan kecil. Seandainya mereka mengenal lebih dekat ibu-ibu pilihan yang mempunyai anak seperti boneka, hening dan tanpa suara berisik anak-anak yang lari-larian, rumah yang selalu rapi karena sang anak tidak pernah bisa buat berantakan rumahnya, bolak-balik terapi hingga jutaan rupiah demi kesehatan fisik anaknya, mungkin ibu yang mempunyai anak sehat dan normal akan mampu bersyukur. Menjadi ibu memang berat dan melelahkan, tapi ada yang lebih berat yaitu para ibu pilihan. Ibu yang harus mempunyai hati yang lapang dalam merawat anak istimewanya.

Ibu sayangi lah para anakmu.

Penulis:

Bininya Masbeb, suka masak, dramaqueen, hobi nonton horror

12 tanggapan untuk “Cerita Lebaran 

  1. Semoga mamanya Citra selalu diberi kesehatan supaya selalu bisa ngerawat Citra sampe gede ya Syer, terlepas bapaknya kurang gimana ngurus anak tapi masih ada mamanya yg hebat jagain Citra.. Anak gw jg spesial, iya special krn berkebutuhan khusus dimana anak sepantarannya ud pinter ngomong nah anak gw br2 ini mau ngoceh2 walaupun blm pinter tp tetep aja ad orang yg ngatain ini itu. Sebagai ortu kalau gak pinter2 nyaring omongan orang ya bisa stress sendiri, semangat terus buat sepupunya ga Syer.. doa yg terpenting semoga mereka sehat selalu..

    1. sama2 bersabar ya.
      aq yg bukan ibu aja sediih kalo ada org tega nyinyirin kondisi anakberkebutuhan khusus, apalagi ibunya. ga smua org juga siap menerima kondisi anak berkebutuhan khusus.
      smoga para ibu seperti kalian dikuatkan hati, fisik dan pikirannya ya.

  2. Kasihannya Syer… sedih banget ceritanya. Adiknya sahabatku di sini DS juga. Keluarganya semua membahu buat rawat dia, dan dia fungsional lho (sekarang umur 25, mentalnya spt remaja umur 15-16 tapi itu sudah bagus banget, dia bisa rawat diri sendiri)
    Semoga sepupumu dikuatkan ya Syer duh makin miris baca bagian suaminya itu, pengen kujotos hahaha seenaknya aja 😦

    1. semoga citra bisa ikut mandiri juga ya.
      krn kondisinya skrg blm kuat menopang tubuhnya sndiri, bahkan lidahnya agak panjang jd apapun yg masuk ke mulutnya gampang keluar lagi kecuali bentuknya cair seperti air.
      kadang2 seorang ibu lebih kuat mentalnya utk menghadapi anak seperti ini dibadingkan ayahnya.

  3. Ya Alloh, sedih bacanya 😦
    Tapi rezeki nggak akan kemana. Insya Alloh Citra udah ada rezekinya sendiri. Yang sabar dan sehat selalu yak untuk Ibunya Citra 🙂

    1. 😦
      iya smoga ada rejeki terus utk mereka din.
      karena sebulan sekali dia pasti hrs kontrol dan ga boleh cape.
      ahh sedih lah pokoknya 😦

  4. ikutan sedih bacanya…
    gua punya sepupu yang DS juga. emang kalo anak DS rata2 (tergantung level nya juga kayaknya) jadi gak bisa independent sampe dewasa.
    moga2 mamanya citra bisa selalu kuat ya…

    1. Iya, anak DS itu butuh pendampingan sampai dewasa karena rata2 pola pikirnya seperti anak-anak. belum lagi kebanyakan anak DS lahir dg banyak komplikasi.

      amiin ya ko, semoga keluarga citra diberi kekuatan untuk mengasuh citra.

  5. Sebelumnya aku pengen ngucapin minal aidin wal faidzin ya Syer..

    Duh, kali ini ceritanya sedih banget, aku mpe speechless, ga kebayang perjuangan ibunya Citra gimana, semoga selalu diberikan ketabahan dan kekuatan. Semoga juga ayahnya Citra dibukakan pintu hatinya untuk lebih sayang sama anaknya. Amien.

    Aku rasa anak DS itu kayak malaikat yang tersesat di bumi, mereka kurang lancar berkomunikasi dengan manusia, makanya biasanya mereka berkomunikasi dengan caranya sendiri, ada yang jago gambar, jago main musik, jago ngitung dll. Pasti kehadiran Citra juga akan membawa berkah tersendiri bagi keluarganya. Amien.

    1. sama2 teh, Mohon maaf lahir dan batin juga ya.

      iya sediih banget teteh, karena ibunya berharap banget ttg anak tp takdir berkata lain. lahir dari keluarga yg hidup serba pas-pasan.
      anak DS emang sbnrnya mengerti teh, yang bikin mereka beda itu cara berpikir dan bentuk wajah aja. sayangnya ga smua orang bsa mengerti kondisinya dan cenderung omongannnya menyakiti hati para ortu yg punya anak DS 😦

Tinggalkan Balasan ke nengsyera Batalkan balasan